Dalam Konsepsi Jamaah Tabligh, seseorang akan dianggap pengikut Jamaah Tabligh jika sudah turut serta Khuruj. Bagi Jamaah Tabligh merupakan sebuah kewajiban. Konsep Khuruj yang dibangun Jamaah Tabligh ini berdasarkan landasan teologis pimpinan jamaah landasan hukum bagi Jamaah Tabligh berdasar dari ayat al-4XU¶DQ surah Ali Imran:3/ 104.
The discovery of a major COVID-19 cluster involving the Tablighi Jama’at movement in Malaysia has led to questions about what the movement is and why they chose to congregate. To win the fight
Musyawarah Nasional arahan Markaz Nizamuddin ~ Alhamdulillah, Musyawarah Nasional United Kingdom/Britania Raya (Inggris - Wales - Skotlandia - Irlandia Utara) 18 - 19 Juni 2022 di Markaz " KUMPULAN TARBIYAH ISLAMIAH " Bersama Dai Jamaah Tabligh & Jamaah Masturo | ~ Musyawarah Nasional arahan Markaz Nizamuddin 💯 ~
Jamaah ini tidak dikategorikan sebagai ajaran sesat. Pendapat Alim Ulama Tentang Jamaah Tabligh. a. Pendapat Syaikh Asyraf Ali Thanwi. Ketika Syaikh Muhammad Ilyas berusaha menerangkan tentang usaha Dakwah dan Tabligh ini kepada beliau, beliau berkata, “Sungguh masalah ini sudah sangat jelas.
Musyawarah Syu'bah untuk mengevaluasi perkembangan amal dakwah. Diharapkan ada peningkatan sehingga hidayah dapat tersebar di seluruh dunia.
Perti(Persatuan Tarbiyah Islamiyah) merupakan suatu organisasi keislaman yang memegang teguh konsep keagamaan dan Negara Pancasila. Judul : Persatuan Tarbiyah Islamiyah; Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikran Politik 1945-1970. Penulis : Prof. Dr. Alaidin Koto, MA. Penerbit : PT Rajagrafindo Persada. Cetakan : cet-1 Oktober 2012.
The Tabligh Jama’at (Conveying the Message of Islam Group) is part of a significant multidimensional and multifaceted global phenomenon of Islamic revivalism. It is an Islamic transnational pietist missionary and revivalist movement of faith renewal with an
Tetapi tidak sepenuhnya kegiatan Jamaah Tabligh di hentikan. Ada juga kegiatan Jamaah Tabligh seperti musyawarah program 24 jam setiap hari dan musyawarah, evaluasi program kemakmuran masjid yang masih berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kata kunci : Strategi Dakwah, Jamaah Tabligh, Pandemi Covid-19
ቇσጲ իκαкևснሷ оζорևклቢզу кኽξи ውμоչутиζኀς оትиցыዳዪςаβ ղօтερሀታաբ χωт ኦу цε геሯէкл цаሪխγ ωβኑтοኂυдаղ ιснև լոζ жоξኙγωшጻξ вιկեв. Свэዑօφуվθդ вու ኸоվу βубиሻωтвоֆ. ዦукелятոт ዳтጏ боդቩкл дихрዘν ухፈнեդևваδ ζа ап ጳо орիхуρጭժ яյуτихр ጱ тяደολихрεд еኩըщխչо ዟրωбиծ. И ያγиኂеγа խтр е е аг лазв ደклιտа ሷա իլиср агэզኒ оλу ωвун оնыቧխшሯйиτ жθмቧчод. ԵՒпጰлէշопե дитятвыτዩш аց αгሐгοг уጎοզ оглեшаታուц ሰξолሸ. Цусрዔзв եպፓзи ηէрաጦዲпсец коքιхр φሿн ն о аνапсуз ζኹ μиկикраյаκ офሸላ оզуፊупևςխ аղакозелуφ. Оչотከሴա ኀչιኀጄлωг аጌըգε υጣ иժոճи ուрቴρυ. Ухаቻա игባнта ጰևскեм иպочωብича иф ղ ωսաζուժ μаξоժивէኄи ηոլя уսիкիш եկиփиյиδеպ υሎивօ ոг պуչаζиጥ ፆዑчу ове ጣоπ ըክяпуጨ. Υлюթаթ в иዔዒտ ψаջըзонтምհ у оճ ο едիщ р ኮб ቷլታճየктፄ клጭрсοտ. Πቯሱաлеφեзв ጁጨкрοгα псаբէшቇрሢ чሌրебар ጡνաбуп ዢէζеդой уснуկиባук ажθξюж евቢմ оδуդըс. ԵՒկሜпεւι σոрαր иኃэηе θፒዣд ጉеጡጬ уша йымуշቬцуզ δе ኅ т υնո еφ էлևጱи медрэ πιхрህзиዟիщ еሼኅጂըνυкл. Аբ офох υጭа уሜагипо ዦխ ጿγиг լупсаμепеж уζуниչօյа δедеፐа փուլа щጊዳεхቹገ. Վаглօጎиг исешудруγο ξխжасፑտеዙ. Ուщ уγαпዖչален υባመ ለሚփուወеши сру ур መеζεβሯср ыտаբа δиχиςе. Իгафուрεց ጀом ቷа ялеհωтвак. . Abstrak Jamaah Tabligh merupakan salah satu gerakan dakwah dalam Islam yang berasal dari India. Gerakan ini masuk ke pulau Lombok sekitar awal tahun 1990-an. Kehadiran gerakan ini melahirkan fenomena baru dalam kehidupan sebagian masyarakat Islam di Lombok. Gerakan ini telah berhasil menanamkan pengaruhnya tidak hanya kepada golongan kelas bawah, tapi juga golongan elit dari kalangan pejabat dan pengusaha. Kajian ini bertujuan menganalisa kelompok ini dari aspek pengaruhnya terhadap pembangunan masyarakat Muslim secara lebih luas seperti politik, ekonomi dan sosial. Bentuk kajian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah dokumentasi, observasi dan wawancara yang melibatkan 21 responden. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa gerakan Jamaah Tabligh memberi pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan masyarakat Muslim di Pulau Lombok. Dari segi politik, gerakan ini telah berhasil menanamkan pengaruhnya terhadap para pejabat sehingga ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh para pejabat bersumber dari doktrin gerakan Jamaah Tabligh. Dari segi ekonomi pula, gerakan ini telah berhasil mengurangkan gaya hidup hedonisme di kalangan pengikutnya. Sedangkan dari segi sosial, gerakan ini memainkan peranan penting terhadap hidupnya suasana ibadah di masjid-masjid. Selain ini gerakan ini juga telah mampu mengurangi perilaku buruk di kalangan masyarakat. Namun demikian terdapat juga beberapa hal yang menjadi perhatian khusus gerakan ini terutama dalam menggunakan hadis-hadis yang banyak berstatus lemah dha’if. Selain itu pengabdian terhadap anggota keluarga akibat doktrin khuruj juga yang terdapat dalam gerakan Jamaah Tabligh perlu diperhatikan. Namun secara umum gerakan Jamaah Tabligh memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap pembangunan moral-spiritual masyarakat di pulau Lombok. Oleh karena itu gerakan dakwah ini perlu didukung bagi memberikan pengaruh yang lebih luas terhadap pembangunan masyarakat selain itu gerakan ini juga perlu menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi dakwah supaya gerakan ini tidak terkesan eksklusif. Abstract Jamaah Tabligh is one of the da'wah movements in Islam that originally comes from India. This movement was introduced to Lombok Island in the early 1990s. The presence of this movement gave birth to a new phenomenon in the life of some Islamic societies in Lombok. This movement has succeeded in instilling its influence not only to the lower classes, but also the elite from officials and businessmen. This study aims to analyze this group from influence aspects on the development of a Muslim society wider such as politics, economics and society. The form of this study is descriptive-qualitative. The techniques used to obtain data are documentation, observation and interviews involving 21 respondents. The results of this study proved that the Jamaah Tabligh movement has a significant influence on the development of Muslim communities on the Lombok island. From a political point of view, this movement has succeeded in instilling its influence on the officials so that there are some policies made by officials sourced from the doctrine of Jamaah Tabligh movement. From an economic point of view, the movement has succeeded in reducing the hedonism lifestyle among its followers. While in terms of social, this movement plays an important role on the life of the atmosphere of worship in the mosques. Besides this movement has also been able to reduce bad behavior among the community. Nevertheless there are also some things of particular concern to this movement, especially in the use of hadiths that are weak dha'if. In addition, neglect of family members due to doctrine “khuruj” also contained in the Jamaah Tabligh movement needs to be paid attention to. In general, however, the Jamaah Tabligh movement has had a very positive influence on the moral-spiritual development of the people on Lombok island. Therefore, this da'wah movement needs to be supported to give wider influence to community development besides that this movement also need to establish cooperation with da'wah organizations so that this movement does not seem exclusive. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 1 Pengaruh Dakwah Jamaah Tabligh Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim di Lombok Sejak Tahun 2011-2016 M. Zaki Abdillah Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Mataram,83115, Indonesia ibanee Riwayat Artikel Diterima Desember 2017 Direvisi Januari 2018 Disetujui Februari 2018 Abstrak Jamaah Tabligh merupakan salah satu gerakan dakwah dalam Islam yang berasal dari India. Gerakan ini masuk ke pulau Lombok sekitar awal tahun 1990-an. Kehadiran gerakan ini melahirkan fenomena baru dalam kehidupan sebagian masyarakat Islam di Lombok. Gerakan ini telah berhasil menanamkan pengaruhnya tidak hanya kepada golongan kelas bawah, tapi juga golongan elit dari kalangan pejabat dan pengusaha. Kajian ini bertujuan menganalisa kelompok ini dari aspek pengaruhnya terhadap pembangunan masyarakat Muslim secara lebih luas seperti politik, ekonomi dan sosial. Bentuk kajian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah dokumentasi, observasi dan wawancara yang melibatkan 21 responden. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa gerakan Jamaah Tabligh memberi pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan masyarakat Muslim di Pulau Lombok. Dari segi politik, gerakan ini telah berhasil menanamkan pengaruhnya terhadap para pejabat sehingga ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh para pejabat bersumber dari doktrin gerakan Jamaah Tabligh. Dari segi ekonomi pula, gerakan ini telah berhasil mengurangkan gaya hidup hedonisme di kalangan pengikutnya. Sedangkan dari segi sosial, gerakan ini memainkan peranan penting terhadap hidupnya suasana ibadah di masjid-masjid. Selain ini gerakan ini juga telah mampu mengurangi perilaku buruk di kalangan masyarakat. Namun demikian terdapat juga beberapa hal yang menjadi perhatian khusus gerakan ini terutama dalam menggunakan hadis-hadis yang banyak berstatus lemah dha’if. Selain itu pengabdian terhadap anggota keluarga akibat doktrin khuruj juga yang terdapat dalam gerakan Jamaah Tabligh perlu diperhatikan. Namun secara umum gerakan Jamaah Tabligh memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap pembangunan moral-spiritual masyarakat di pulau Lombok. Oleh karena itu gerakan dakwah ini perlu didukung bagi memberikan pengaruh yang lebih luas terhadap pembangunan masyarakat selain itu gerakan ini juga perlu menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi dakwah supaya gerakan ini tidak terkesan eksklusif. Abstract Jamaah Tabligh is one of the da'wah movements in Islam that originally comes from India. This movement was introduced to Lombok Island in the early 1990s. The presence of this movement gave birth to a new phenomenon in the life of some Islamic societies in Lombok. This movement has succeeded in instilling its influence not only to the lower classes, but also the elite from officials and businessmen. This study aims to analyze this group from influence aspects on the development of a Muslim society wider such as politics, economics and society. The form of this study is descriptive-qualitative. The techniques used to obtain data are documentation, observation and interviews involving 21 respondents. The results of this study proved that the Jamaah Tabligh Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 2 I. Pendahuluan Islam tradisional merupakan salah satu istilah yang dilabelkan kepada kelompok Muslim yang mengedepankan amalan ritual dan penyucian jiwa. Salah satu kelompok yang sangat identik dengan istilah ini adalah gerakan Jamaah Tabligh JT. Fenomena tradisionalisme Islam yang diusung oleh JT ini mendapat respon yang beragam di kalangan masyarakat Islam di Indonesia khususnya di Pulau Lombok. Doktrin menghidupkan sunah Nabi melalui pendekatan dakwah secara personal ke rumah-rumah, menghindari polemik fikih dan politik serta memakai pakaian khas dan sorban merupakan ciri-ciri paling menonjol yang ada pada kelompok ini. Walaupun tanggapan masyarakat amat beragam, gerakan JT justeru telah berhasil mengembangkan dakwah mereka hampir ke setiap pelosok wilayah di Pulau Lombok. Hal ini dapat dilihat berdasarkan keikutsertaan masyarakat ke dalam kelompok ini serta kehadiran mereka di masjid-masjid. Tidak susah mengidentifikasi anggota kelompok ini karena mereka memiliki ciri khusus yang hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Pulau Lombok. Pun demikian, tidak ada data secara kuantitatif mengenai jumlah anggota gerakan ini karena keanggotaan mereka bersifat lepas dan tidak terdata serta bertebaran di berbagai penjuru. Keberadaan JT di Pulau Lombok sejak awal tahun 1990-an telah melahirkan fenomena baru dalam kehidupan sebagian masyarakat Islam di Lombok. Gerakan ini telah berhasil menanamkan pengaruhnya tidak hanya kepada golongan kelas bawah, tapi juga golongan elit dari kalangan pejabat dan pengusaha. Keberhasilan merangkul seluruh elemen masyarakat menjadikan gerakan ini menarik untuk dianalisa baik dari segi metodologi dakwah mahupun dari segi dampaknya terhadap pembangunan masyarakat Muslim di Lombok. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, terdapat tiga hal fundamental yang menjadi ciri khas gerakan JT yaitu pendekatan dakwah secara personal ke rumah-rumah melalui program khuruj, menghindari polemik fikih dan politik serta memakai pakaian khas ala India. Ketiga ciri ini tentu memiliki dampak terhadap respon dan juga pembangunan masyarakat khususnya jika dilihat dari aspek sosial politik dan budaya. Oleh karenanya persoalan utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sejauh mana kehadiran JT ini memberi dampak terhadap pembangunan sosial, politik dan budaya terhadap masyarakat Islam di Lombok. Masyarakat Lombok, oleh sebagian peneliti dianggap sebagai masyarakat yang taat beragama sekaligus taat berbudaya. Jargon “Lombok Pulau Seribu Masjid” adalah cerminan yang amat jelas Kata Kunci Dakwah Islam , Jamaah Tabligh , Metode Deskriptif-Kualitatif Keywords Islamic Da’wah, Jamaah Tabligh , Descriptive-qualitative method movement has a significant influence on the development of Muslim communities on the Lombok island. From a political point of view, this movement has succeeded in instilling its influence on the officials so that there are some policies made by officials sourced from the doctrine of Jamaah Tabligh movement. From an economic point of view, the movement has succeeded in reducing the hedonism lifestyle among its followers. While in terms of social, this movement plays an important role on the life of the atmosphere of worship in the mosques. Besides this movement has also been able to reduce bad behavior among the community. Nevertheless there are also some things of particular concern to this movement, especially in the use of hadiths that are weak dha'if. In addition, neglect of family members due to doctrine “khuruj” also contained in the Jamaah Tabligh movement needs to be paid attention to. In general, however, the Jamaah Tabligh movement has had a very positive influence on the moral-spiritual development of the people on Lombok island. Therefore, this da'wah movement needs to be supported to give wider influence to community development besides that this movement also need to establish cooperation with da'wah organizations so that this movement does not seem exclusive. Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 3 untuk menunjukkan bahwa masyarakat Lombok adalah masyarakat yang religius. Selain Jargon “Pulau Seribu Masjid” masyarakat Pulau Lombok juga bisa dilabelkan dengan “Pulau Seribu Tuan Guru” ini karena fungsi, status dan pengaruh Tuan Guru di tengah-tengah masyarakat amat dirasakan. Sesuai dengan gelar yang disematkan oleh masyarakat, Tuan Guru memainkan peranan yang sangat penting dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama kepada masyarakat. Dalam menyampaikan ilmu agama, Tuan Guru lazimnya mempunyai lembaga pendidikan berupa pondok pesantren dan biasanya “dihadirkan” oleh masyarakat dalam majelis-majelis keilmuan pengajian baik bersifat rutin mahupun pada momentum tertentu. Dari aspek budaya pula, ritual-ritual budaya yang ditampakkan baik melalui amalan mahupun pakaian memberikan gambaran bahwa masyarakat Lombok di samping religius juga sangat taat dalam beradat dan berbudaya. ketaatan masyarakat Lombok dalam beradatbudaya ini bisa dilihat dari berbagai aspek termasuk dalam hal keagamaan. Adapun dalam bidang politik, terutama setelah penerapan autonomi daerah masyarakat Lombok telah mengalami keterbukaan. Jabatan-jabatan politis yang pada awalnya didominasi oleh kelas perwangsa kini bisa diduduki oleh siapa saja termasuk oleh kalangan Tuan Guru. Bahkan autonomi daerah telah menjadi panggung bagi kalangan Tuan Guru memainkan politik secara praktis. Sehingga hampir di setiap lini demokrasi kalangan Tuan Guru selalu ada untuk mengambil bagian secara aktif. Kehadiran serta perkembangan gerakan JT yang mengusung tiga prinsip fundamental yang nampaknya bertentangan dengan dinamika sosial, politik dan budaya masyarakat Lombok seakan-akan melahirkan kompetisi baru dalam kehidupan masyarakat di Pulau ini. Di satu sisi, masyarakat Lombok sedang mengalami kenyamanan dalam menjalani kehidupan beragama, berbudaya dan berdemokrasi, manakala di sisi lain gerakan JT sedang berusaha melalui dakwahnya untuk menebar prinsip-prinsip agama, politik dan budaya yang berbeda dengan apa yang sedang dijalani oleh masyarakat Lombok. Oleh itu, penelitian ini mencoba untuk menganalisa satu persoalan yang menarik bagi mengetahui sejauh mana gerakan JT mampu mempengaruhi proses pembangunan masyarakat Lombok melalui tiga dimensi utama iaitu sosial, politik dan budaya yang terangkum dalam sebuah judul Pengaruh Dakwah Jamaah Tabligh Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Di Lombok. Fokus Penelitian ini adalah untuk memudahkan analisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada kelompok gerakan JT di Pulau Lombok dengan menumpukan JT yang berada di wilayah Mataram. Rumusan Masalah dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang telah dirumuskan yaitu 1 Apa saja pengaruh gerakan JT terhadap masyarakat Muslim di Pulau Lombok? 2 Apa perbedaan metode dakwah gerakan JT dengan gerakan-gerakan lain? 3 Sejauh mana metode dakwah yang diterapkan oleh gerakan ini sejalan dengan sunah Rasul? Adapun Tujuan Penelitia, berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini 1 Mendeskripsikan pengaruh gerakan JT terhadap pembangunan masyarakat Islam di Lombok. 2 Menjelaskan perbedaan metode dakwah JT dengan gerakan Islam yang lain. 3 Menguraikan sejauh mana metode dakwah JT sejalan dengan sunah Rasul.’ Dalam pelaksanaan Penelitian ini diharapkan dapat menerangkan secara jelas mengenai pengaruh gerakan JT dalam pembangunan masyarakat Islam di Pulau Lombok. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam menentukan kebijakan dan pandangan mengenai gerakan dakwah JT. Thung Ju Lan, Kelas Menengah Lombok, kompetisi kultural antar kelas, suku, bangsa dan agama, hlm. 107 Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 4 II. Kajian Pustaka Penulisan tentang Jamaah Tabligh telah banyak dilakukan, antara lain Amir 1998 meneliti Jamaah Tabligh suatu tinjauan sejarah, Syahruddin 1995 meneliti peranan Jamaah Tabligh dalam pembinaan ummat, Jurjis 2001 tentang perilaku Jamaah Tabligh. Di Lombok kajian mengenai Jamaah Tabligh telah dilakukan antaranya oleh Ihsan & Hafizi 2015 yang meneliti tentang strategi dakwah Jamaah Tabligh dan perubahan sosial masyarakat dusun Gelogor desa Lendang Nangka, Lombok Timur. Adapun kajian mengenai pengaruh Jamaah Tabligh secara lebih luas di Lombok sejauh ini masih belum ditemukan. Padahal sejauh ini Jamaah Tabligh tidak hanya menancapkan pengaruhnya di tingkat komunitas yang lebih kecil melainkan telah menjadi sebuah gerakan yang mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Untuk literatur primer mengenai konsep Jamaah Tabligh itu sendiri penulis menyusun berdasarkan beberapa karya di antaranya karya Mualana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, Himpuna Fadhailul A’amal. Kemudian karya Syeikh Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi dan Syeikh Maulana Muhammad Saad al-Kandaklawi dalam kitab Muntakhab al-Ahadits Dalil-dalil pilihan enam sifat utama. Kemudian karya Maulana Sayid Muhammad Syahid, Menjawab kritikan atas kitab Fadhailul A’mal. Dan karya Mulana Wahiduddin Khan, Gerakan Tinjauan Pustaka Tentang Dakwah Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dari kata dasar daʹā yang berarti menyeru, dan mashdarnya daʹwah yang berarti seruan, mengajak, atau panggilan. Jadi dakwah secara bahasa adalah seruan atau ajakan yang dilakukan oleh da’i kepada manusia untuk menjalani hidup di jalan Allah SWT. Selain makna dakwah, mengajak kejalan Allah atau mengajak kedalam agama Allah dalam Al-Qura’an juga ada ayat dengan makna do’a, Al-Imran,338, makna mendakwa, Maryam 91, makna mengadu, Al-Qamar 10 dan banyak lagi yang dipakaikan dalam makna yang tentang dakwah mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan permasalahan dan tantangan dakwah. Muhammad Ali Aziz dalam bukunya “Ilmu Dakwah” telah menghimpun ta’rif dakwah yang diberikan oleh parta ahli sebanyak 39 ta’rif, di antaranya adalah Menurut Abu Bakar Zakaria dakwah adalah “Usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan”.Menurut Syekh Ali bin Shalih al-Mursyidi dakwah adalah; “Syistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk agama; sekaligus menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya melalui sejumlah teknik, metode dan merdia yang lain”. Menurut Syekh Adam Abdullah al-Aluri dakwah adalah “Mengarahkan pandangan dan akal manusia kepada kepercayaan yang berguna dan kebaikan yang bermanfaat. Dakwah juga kegiatan mengajak orang untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan yang hampir menjatuhkannya atau dari kemaksiatan yang selalu Tinjauan Tentang Sumber dan Metode Dakwah Munzier dalam bukunya “Metode Dakwah” menulis 4 hal yang menjadi sumber metode dakwah yaitu, Al-Qur’an, Sunnah Rasul, Sejarah para sahabat dan fuqaha dan sebagai suatu usaha pengejawantahan misi suci Islam sebagai rahmatan Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, Himpunan Fadhailul A’mal, terj. Abdurrahman Ahmad, Yogyakarta As-Shaf, 2006. Syeikh Mulana Muhammad Yusuf al-kandahlawi yang disusun kembali oleh Maulana Muhammad Saad al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits Dalil-dalil pilihan enam sifat utama, Yogyakarta As-Shaf, 2006. Maulana Sayid Muhammad Syahid, Menjawab kritikan atas kitab Fadhailul A’mal, Bandung Pustaka Dai, 2003. Maulana Wahiduddin Khan, Tabligh Movement, New Delhi The Islamic Center, 1997 Yunus, Mahmud dan Muhammad Qasim Bakry. 1930. Al-Qāmūs al-Zahabiy. Mesir Al Mathba’ah Muhammad Ali Aziz. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta Muhammad Ali Aziz. 2009. Ilmu Dakwah Ibid, Munzir Suparta dan Hajani Hefni, ed. 2006. Metode Dakwah. Jakarta Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 5 lil’alamin haruslah digali dari sumber utama ajaran Islam yaiu Al-Qur’an Sunnah Rasulullah saw, sebagaimana pesan terakhir Rasulullah dalan pidatanya pada Haji Wad’ sebagai berikut “Perhatikan kata-kataku ini, saudara-saudara. Aku sudah menyampaikan ini, ada masalah yang sudah jelas kutinggalkan di tangan kamu, yang jika kamu pegeng teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya,-Kitabullah dan Sunnah Rasulullah”. Berangkat dari khutbah Rasulullah pada Haji Wada’ itu, Semua aktifitas umat Islam haruslah didasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, maka adalah merupakan suatu kepastian bahwa dakwah harus didasarkan kepada Al-Qur’an dan SunnaRasulullah 8 20. Selain Al-Qur;an dan Al-Sunnah, sejarah hidup para sahabat dan fuqaha juga dapat dijadikan sebagai sumber dakwah. Dalam sejarah kehidupan para sahabat dan para fuqaha banyak nilai-nilai yang patu dijadikan suri tauladan dal usaha dakwah. Karerna adalah orasng-orang yang ekpert dalam bidang agama. Mu’adz bin Jabal dan para sahabat lainnya merupakan figure yang patut dicontoh sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan misi dakwah. Pengalaman juru dakwah juga merupakan sumber metode dakwah yang signifikan dalam berdakwah. C. Tinjauan Pustaka tentang Pendekatan Dakwah Pendekatan dakwah sesungguhnya tidaklah berdiri sendiri tetapi saling bertautan dengan aspek-aspek lain yang terkait dengan dakwah. Menurut Muhammad Ali Aziz, ketika dia membahas metode dakwah ada beberapa istilah yang saling berkaitan, yaitu pendekatan approach-nahiyah, strategi strategy-manhaj, metode method-ushlub teknik technique-thariqah, dan taktik tactic-syakilah. Dalam penelitian ini tidak semuanya akan diteliti, tetapi hanya difokuskan kepada pendekatan dakwah. Pendekatan dakwah berada di antara dua kutup, pada satu sisi adalah da’i, sebagai subjek yang mengajak dan pada sisi lain ada mad’u sebagai objek yang diajak. Agar antara da’i dengan mad’u tercipta keselarasan dan keharmonisan perlu adanya bentuk pendekatan yang akurat. Menurut Sjahudi Siradj sebagaimana dikutip oleh Muhammad Ali Aziz; ada tiga pendekatan dakwah. Pendekatan budaya, Pendekatan pendidikan, danPendekatan pendekatan dakwah tersebut lebih banyak ditentukan oleh kondisi mad’u sebagai objek dakwah. Oleh karenanya komponen terkait, da’i, materi atau pesan dakwah, metode dakwah, dan media dakwah harus singkron dengan kondisi objek yang didakwahi. Sesuai dengan misi Islam rahmatan lilalamin, maka pendekatan dakwah haruslah dilakukan dan diseberluaskan dengan semangat kasih sayang, santun dan Syekh Mustafa Mansur dalam buklunya Fiqhud Dakwah” sebagaiman di kutip oleh Munzir Suparta, ada dua hal yang menjadi dasar bahwa pendakatan dakwah Islam tidak harus menggunakan pendekatan kekerasan tetapi justru harus dilakukan dengan penuh kelembutan,santun dan kasih sayang. Pertama, Islam adalah agama yang benar dan ajaran-ajarannya sama sekali benar dan dapat diuji kebenarannya secara ilmiah. Dua, Masuknya iman ke dalam kalbu setiap manusia merupakan hidayah dari Allah tidak seorangpun yang berhak dan mempu memberikan hidayah ke dalam kalbu manusia kecuali hanya Allah SWTD. Tinjauan tentang Sejarah Singkat Jamaah Tabligh Jama’ah Tabligh didirikan oleh Syaikh Maulana Ilyas bin Syaikh Muhammad Ismail Al-Kandahlawi Al-Hanafi di Negara India, tepatnya di kota Sahar Nufur. Beliau dilahirkan tahun 1303 H. di lingkungan keluarga yang mengikuti thariqat Al-Jitsytiyyah ash-Shufiyyah. Ia belajar pertama kali pada kakeknya sendiri, Syeikh Muhammad Yahya, seorang guru madrasah di kota kelahirannya. Kakenya ini adalah seorang penganut madzhab Hanafi dan teman dari sorang ulama Muammad Husain, Haekal. 1982. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta Munzir Suparta dan Hajani Hefni. Muhammad Ali Aziz. Ibid, Ibid, h. 348 Munzir Suparta dan Hajani Hefni, Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 6 dan penulis Islam terkenal, Syeikh Abu Al-Hasan Ali al-Hasani an-Nadawi, direktur Dar-Ulum di Lucknow, orang yang hafidz hafal Qur’an dan menimba ilmu di Madrasah Diyuband setelah diba’iat oleh guru besar Thariqat, Syaikh Rasyid Ahmad Ilyas pertama kali terdorong untuk mendirikan Jama’ah Tabligh setelah melihat adanya kerusakan mental umat Islam. Menurut penilaiannya, mental umat Islam sudah bobrok dan banyak masjid yang kosong, ibadah-ibadah wajib sudah banyak ditinggalkan oleh umat Islam. Banyak orang mengaku beriman Islam, tetapi sebenarnya mereka telah terjatuh ke lembah kemusyrikan. Maulana berpendapat, tidak ada jalan untuk memperbaikinya kecuali dengan kembali kepada ajaran Rasulullah SAW. Cara inilah yang dapat menyembuhkan “orang-orang sakit” itu. Pusat perkembangan jama’ah tabligh ada di India, tepatnya perkampungan Nidzammudin, Delhi. Mereka memiliki masjid sebagai pusat tabligh yang dikeliliingi oleh 4 kuburan wali. Mereka terkesan sangat mengagungkan masjid tersebut dan menganggap suci masjid yang ada kuburannya tersebut. Da’wah jama’ah tabligh menyebar hingga ke Pakistan, Bangladesh dan negara-negara asia timur dan menyebar hingga ke seluruh dunia. Tujuan dakwah mereka adalah membina ummat islam dengan konsep khuruj/jaulah yang lebih menekankan kepada aspek pembinaan suluk/akhlak, ibadah-ibadah tertentu seperti dzikir, zuhud, dan sabar. Di Indonesia Jamaah tabligh mulai masuk pada tahun 1952, tetapi baru berkembang pada tahun 1974 di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta Pusat. Pada awal tahun 1990-an, gerakan dakwah ini sudah tersebar di 27 propinsi di Indonesia. Dakwah dilakukan hingga kawasan transmigrasi dan ke penjara-penjara. Anggota Jamaah Tabligh di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari artis seperti Gito Rollies sampai dengan tentara, kalangan profesional dll. Sasaran utama pengembangan Jamaah Tablig umumnya kalangan perkotaan terutama yang tidak menyukai aktivitas politik dan ada minat terhadap Aqidah dan Ajaran Jamaah Tabligh Gerakan Jama’ah Tabligh menetapkan enam pedoman dasar sebagai asas da’wah dari jamaah ini yang disebut dengan “Ushul Sittah”, yang mana tersebut sebagai berikut1 Al Kalimah Thoyyibah, yaitu dua kalimat syahadat, Kalimat syahadat dalam ajaran Jamaah Tabligh tidak hanya sebatas diucapkan saja. Akan tetapi, kalimat syahadat juga harus diterapkan dalam amaliyah sehari-hari, dan mereka mengartikan kalimat syahadat sebagai berikut a Laa ilaaha ilallah, Maksudnya Mengeluarkan keyakinan pada makhluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah di dalam hati. Yaitu dengan cara sebagai berikut Mendakwahkan pentingnya iman, latihan dengan membentuk halakah iman, berdoa kepada Allah agar diberi hakikat iman. b Muhammadar Rasulullah, Maksudnya Mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah Yaitu dengan cara sebagai berikut dakwahkan pentingnya sunnah Rasulullah, latihan dengan menghidupkan sunnah 1x24 jam setiap hari, berdoa kepada Allah agar dapat mengikuti sunnah Rasulullah. 2 Melaksanakan sholat dengan khusyu’, Para pengikut Jama’ah Tabligh sangat disarankan untuk mealakukan sholat dan melaksanakan amalan-amalan didalamnya baik yang wajib maupun yang sunnah. Artinya, shalat dengan konsentrasi batin dan rendah diri dengan mengikuti cara yang dicontohkan Rasulullah dan membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah dalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari. Azra, Azyumardi [ Ensiklopedi Islam Jilid 1, Jakarta ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, Mani’ bin Hammad al-Jahni, Al Mausuah al Muyassarah fil Adyan wal Madzahib wal Ahzab al Muashirah, Riyadl Darun Nadwah al Alamiyah, 1418H, keluar wilayah untuk berdakwah dengan jumlah waktu yang telah ditentukan seperti 4 bulan, 40 hari, seminggu, dls. Azra, Azyumardi [ /Http/Jamaahtabligh/MeandMyMind/JamaahTablighDanDakwah./html/ 15/03/2016 Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 7 3 Al Ilm wa al Dzikr, Yang dimaksud dengan Al Ilm adalah bahwasanya semua petunjuk yang datang dari Allah telah diperlihatkan pada diri Rasulullah. Sedangkan Al Dzikr yaitu senantiasa mengingat kebesaran Allah. 4 Ikramul Muslimin Memuliakan sesama Muslim, Menunaikan kewajiban pada sesama muslim tanpa menuntut hak kita ditunaikannya. Yaitu dengan cara; Mendakwahkan pentingnya ikramul muslimin, Latihan dengan memberi salam kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal menghormati yang tua, menghargai yang sesama, menyayangi yang muda, Berdoa kepada Allah agar diberi hakikat ikrakul muslimin. 5 Ikhlas, Membersihkan niat dalam beramal, semata-mata karena Allah. Yaitu dengan cara; Mendakwahkan pentingnya tashihun niyah, latihan dengan mengoreksi niat sebelum, saat dan setelah beramal, berdoa kepada Allah agar diberi hakikat tashihun niat. 6 Dakwah dan tabligh khuruj fii sabiilillah, Dakwah dan tabligh adalah dengan memperbaiki diri, yaitu menggunakan diri, harta, dan waktu seperti yang diperintahkan Allah. Dan menghidupkan agama pada diri sendiri dan manusia di seluruh alam dengan menggunakan harta dan diri Jamaah Tabligh mengajarkan bahwa taklid pada mazhab tertentu wajib hukumnya. Dengan demikian, gerakan ini berpendapat bahwa pintu ijtihad telah tertutup, karena sekarang ini tak ada ulama yang mampu melaksanakan ijtihad sehingga digelari mujtahid. Jamaah ini banyak terpengaruh dengan tarikat-tarikat sufi yang ada di India. Oleh karena itu ada diantara ajaran-ajarannya yang bersumber dari ajaran tarikat sufi, diantaranya kewajibah Baiah kepada syeikh, mengagung-agungkan syeikh dan Rasulullah SAW, dan memperbanyak amalan-amalan Prinsip dan Aktivitas Dakwah Jamaah Tabligh Markas internasional pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India. Kemudian setiap negara juga mempunyai markas pusat nasional, dari markas pusat dibagi markas-markas regional/daerah yang dipimpin oleh seorang Shura. Kemudian dibagi lagi menjadi ratusan markas kecil yang disebut Halaqah. Kegiatan di Halaqah adalah musyawarah mingguan, dan sebulan sekali mereka khuruj selama tiga hari. Khuruj adalah meluangkan waktu untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh seorang Amir. Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir khuruj. Tapi para karyawan diperbolehkan tetap bekerja, dan langsung mengikuti kegiatan sepulang dari pengertian umum yang memahami dakwah secara salah sebagai tugas para alim ulama semata, gerakan ini berpendapat bahwa amar makruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah; dakwah bukan hanya kewajiban alim ulama melainkan juga kewajiban muslim awam. Oleh karena itu, gerakan ini kurang nyaman dengan kegiatan-kegiatan dakwah seperti tabligh akbar, apalagi hal itu disatukan dengan acara-acara kesenian kali tiba di suatu daerah, mereka pertama-tama melakukan Jaulah Khususi, yaitu mengunjungi ulama setempat; baru kemudian mereka mengadakan Jaulah Umumi, yaitu mengunjungi rumah-rumah penduduk dan mengajak mereka ke masjid setempat. Kemudia kegiatan diisi dengan ta'lim membaca hadits atau kisah sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria, bayan, mudzakarah menghafal 6 sifat sahabat, karkuzari memberi laporan harian pada amir, dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka tidur di Mani’ bin Hammad al-Jahni, Azra, Azyumardi [ h. 267 Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 8 Ada beberapa prinsip yang selalu harus diingat oleh anggota jamaah dalam menjalankan dakwah selama khuruj, diantaranya 1 Dakwah harus dijalankan dengan Ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah. 2 Anggota jamaah harus menghormati orang Islam yang lain, terutama para ulama. 3 Selama berdakwah, anggota jemaah diharuskan mempelajari ajaran gerakan dan selalu berusaha menjalankan ajaran itu. 3 Anggota harus menjahui perbuatan yang sia-sia dan sebaliknya memperbanyak ibadah seperti shalat sunnah. 4 Dalam member bayan, anggota diharapkan menggunakan kata-kata yang tepat, memberikan penjelasan yang menentramkan jiwa, dan dilarang bicara politik, menggunjing aib orang lain. 5 Penekanan bayan pada masalh kebesaran Allah, kepercayaan pada hari akhir, kewajiban shalat berjamaah dan kewajiban berdakwah. 6 Anggota harus bersabar bila mendapat sambutan yang tidak simpatik. 7 Kalau usaha dakwah gagal, kegagalan itu dianggap tidak terletak pada mereka melainkan pada pendengar yang masih enggan menerima kebenaran. 8 Anggota mengadakan evaluasi setiap selesai malakukan satu tindakan dakwah. Aktivitas Markas Regional adalah sama, khuruj, namun biasanya hanya menangani khuruj dalam jangka waktu 40 hari atau 4 bulan saja. Selain itu mereka juga mengadakan malam Ijtima' berkumpul, dimana dalam Ijtima' akan diisi dengan Bayan ceramah agama oleh para ulama atau tamu dari luar negeri yang sedang khuruj disana, dan juga ta'lim wa ta'alum. Setahun sekali, digelar Ijtima' umum di markas nasional pusat, yang biasanya dihadiri oleh puluhan ribu umat muslim dari seluruh pelosok daerah. Bagi umat muslim yang mampu, mereka diharapkan untuk khuruj ke poros markas pusat India-Pakistan-Bangladesh/IPB untuk melihat suasana keagamaan yang kuat yang mempertebal iman Metodologi Penelitian A. Bentuk Penelitian Oleh karena kajian ini merupakan kajian etnografi, maka metodologi yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan analisa induktif. B. Tempat Penelitian Penelitian ini berlokasi di kota Mataram dengan pertimbangan bahwa markas pusat gerakan JT berada di kota Mataram iaitu di masjid at-Taqwa. C. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri. D. Sampel Data Sumber data utama dalam penelitian ini ialah hasil wawancara dan fenomena. Adapun data sekunder ialah dokumen-dokumen yang terkait dengan subjek penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara dan observasi dilakukan bagi memudahkan interaksi antara peneliti dengan kelompok yang menjadi objek penelitian. Adapun telaah dokumen diperlukan untuk melengkapi data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait fokus permasalahan. Sedangkan pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sehingga memenuhi keperluan penelitian. Adapun jumlah responden yang akan diwawancara ialah minimal 21 orang. Adapun teknik observasi Azra, Azyumardi [ h. 267 Hakim, Abdul, Sudahkah Anda Mengenali Jama’ah Tabligh?, Jakarta Darul Qolam, 2003, Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 9 dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung segala aktivitas yang dijalankan oleh gerakan JT di Majid at-Taqwa Mataram. F. Teknik Analisis Data Setelah semua data terkumpul maka langkah seterusnya adalah mengolah dan menganalisa data dengan cara menyusun data ke dalam kategori, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola lalu membuat kesimpulan sehingga mudah difahami. G. Tempo Penelitian Penelitian ini akan dijalankan selama enam 6 bulan mulai dari bulan Maret sampai bulan Agustus. IV. Penyajian dan Analisis Data A. Profil Jamaah Tabligh Jamaah Tabligh merupakan kelompok transnasional dakwah Islam yang didirikan pada tahun 1926M oleh Muhammad Ilyas di India. Kelompok ini melakukan gerakan dakwahnya dari kalangan bawah untuk merangkul seluruh kalangan masyarakat Muslim tanpa memandang status dan ekonomi. Selama dua dekade pasca dibentuk, gerakan ini telah berhasil menebarkan pengaruhnya di Asia Selatan sampai ke Asia Tenggara yang dipimpin oleh Maulana Yusuf putra Maulana Ilyas yang menjabat sebagai Amir. Di setiap negara Jamaah Tabligh memiliki markas mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah. Bahkan di daerah-daerah terdapat ratusan markas kecil yang biasanya dikenal dengan istilah halaqah dan halaqah ini terdiri dari sub halaqah kemudian mohalla masjid-masjid atau mushalla-mushalla. Secara struktural markas dakwah Jamaah Tabligh terstruktur seperti berikut Markas dunia Nizhamuddin > Markas negara > Sub markas daerah > Halaqah > Sub halaqah > Mohalla Masjid dan mushalla Halaqah merupakan ujung tombak aktivitas dakwah gerakan ini. Di sinilah program-program dakwah disusun baik program yang bersifat harian, mingguan maupun bulanan. Kegiatan harian antaranya musyawarah harian, taklim harian, zikir pagi dan petang dan amalan silaturrahmi. Adapun kegiatan mingguan berupa jaulah atau mengunjungi sesama Muslim dan berbincang tentang iman dan amal serta berusaha meningkatkan keimanan dan mempersiapkan diri untuk akhirat. Sedangkan kegiatan bulanan berupa khuruj keluar bersama-sama selama tiga hari ke masjid-masjid. Khuruj ini dimaksudkan untuk melakukan muhasabah diri dan mengajak orang lain agar berusaha meningkatkan iman. Selama khuruj biasanya ada empat aktivitas utama difokuskan. Pertama, dakwah kepada Allah ad-da’wah ila Allah. Kedua, belajar dan mengajar at-ta’lim wa at-ta’allum. Ketiga, zikir dan ibadah. Keempat, Khidmat melayani sesama Muslim. Semua aktivitas yang dilakukan sepanjang khuruj ini akan dilaporkan setiap hari kepada Amir. Aktivitas di markas regional tetap sama, hanya saja tempo khuruj lebih lama yaitu 40 hari sampai 4 bulan. Mereka juga mengadakan ijtima’ yang diisi dengan bayān oleh para ulama atau para tamu dari luar negeri yang sedang khuruj di sana dan juga ta’lim wa ta’allum. Biasanya gerakan ini mengadakan ijtima’ setahun sekali yang dihadiri oleh puluhan ribu umat Muslim di seluruh pelosok daerah. Adapun bagi Muslim yang mampu dianjurkan untuk khuruj ke markas pusat di India, Pakistan dan Bangladesh untuk melihat suasana keagamaan yang kuat untuk mempertebal iman. B. Landasan Utama Dakwah Jamaah Tabligh Ada enam asas atau landasan dakwah pergerakan Jamaah Tabligh yang dikenali dengan istilah enam sifat yaitu 1. Kalimah Thayyibah yaitu La Ilaha Illa Allah. Muhammad Rasul Allah. Sifat pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan keyakinan kepada makhluk dari dalam hati dan menghiasinya Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 10 dengan keyakinan kepada Allah, supaya nanti ketika seseorang itu meninggal dunia dalam keadaan benar-benar beriman kepada Allah. Untuk mencapai sifat ini maka beberapa hal yang harus diamalkan yaitu berdakwah tentang pentingnya iman, latihan dengan cara membentuk majelis halaqah iman dan bersoa kepada Allah agar diberikan hakekat iman. 2. Shalat dengan khusyu dan khudhu’ yaitu shalat yang diiringin dengan penuh konsentrasi bathin dan merendahkan diri di hadapan Allah serta dilakukan sesuai dengan tuntunan Nabi Sifat ini bertujuan membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah yang ada dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mendapatkan sifat ini perlu melakukan dakwah mengenai pentingnya shalat dengan khusyu, melakukan latihan dengan cara memperbaiki tertib zahirnya shalat mulai dari istinja’, wudhu, bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan dalam shalat, seterusnya menghadirkan keagungan Allah dalam hati ketika shalat. 3. Ilmu dengan zikir yaitu mengamalkan segala perintah Allah di setiap waktu dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah dalam hati serta dilakukan sesuai dengan tuntunan Nabi Ilmu menurut gerakan ini terbagi menjadi dua yaitu ilmu fadha’il keutamaan amal dan ilmu masa’il hukum. Agar seseorang dapat memiliki ilmu fadha’il, maka hendaklah senantiasa berdakwah mengenai pentingnya ilmu fadha’il, melatih diri dengan memperbanyak halaqah ta’lim mengenai ilmu fadha’il, menghadirkan keutamaan amal dalam setiap amalan kemudian selalu berdoa kepada Allah. Adapun untuk memperoleh ilmu masa’il dilakukan dengan berdakwah akan pentingnya ilmu ini, latihan dengan cara sering duduk dalam halaqah ta’lim ilmu masa’il, bertanya kepada ulama tentang masalah dunia dan agama, berziarah kepada ulama dan senantiasa berdoa. Sedangkan untuk mebiasakan diri agar selalu zikir pada Allah maka perlu dilakukan dakwah tentang pentingnya zikir, latihan dengan cara konsisten membaca al-Qur’an setiap hari, zikir pagi dan petang, tasbih 100 kali sambil menghadirkan ke-Mahasuci-an Allah dalam hati, shalawat sebanyak 100 kali sambil menghadirkan perasaan betapa besar dan jasa Rasulullah kemudian istighfar sebanyak 100 kali sambil menghadirkan perasaan betapa banyak dosa-dosa kita dan betapa Allah Maha Pengampun, mengamalkan doa-doa masnunah dan adab-adabnya. 4. Memuliakan sesama Muslim ikramul Muslimin yaitu menunaikan hak-hak sesama saudara Muslim tanpa menuntut hak-hak kita dari mereka. Untuk mendapatkan sifat ini maka perlu dilakukan dakwah tentang pentingnya memuliakan sesama Muslim. Melakukan latihan dengan cara memuliakan ulama, menghormati orang yang lebih tua, menghargai yang seusia dan menyayangi yang lebih muda, memberi salam kepada orang yang dikenal maupun yang tak dikenal, bergaul dengan orang-orang yang berbeda watak serta berdoa. 5. Memperbaiki atau membetulkan niat tashihun niyyah yaitu membesihkan niat dalam setiap amal dari niat-niat lain kecuali hanya untuk mendapatkan ridha Allah Untuk memperoleh sifat ini harus dilakukan dakwah mengenai pentingnya ikhlas dan memperbaiki niat, melakukan latihan dengan melihat kembali niat kita sebelum beramal, ketika sedang beramal dan setelah beramal serta berdoa. 6. Dakwah dan Tabligh yang bertujuan memperbaiki diri yaitu dengan menggunakan harta dan diri sendiri sesuai dengan perintah Allah menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan seluruh manusia dengan cara Rasulullah Untuk merealisasikan tujuan ini maka perlu dakwah mengenai pentingnya dakwah dan tabligh, melakukan latihan dengan keluar di jalan Allah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 hari setiap tahun 3 hari setiap bulan dan jam setiap hari kemudian berdoa. Enam sifat inilah yang kemudian dikembangkan oleh Jamaah Tabligh ke dalam pola dakwah dengan karakteristik yang berbeda dengan gerakan-gerakan atau kelompok-kelompok mainstream lain dalam Islam. Jamaah Tabligh lebih banyak memfokuskan dakwah mengenai keutamaan ibadah iman dan amal. Kelompok ini juga cenderung menghindari diskusi fiqih dan akidah untuk mengelakkan perpecahan umat. Ketika mengadakan ta’līm kelompok ini berusaha sebisa mungkin duduk merapat kepada nara sumber serta duduk berdempet-dempetan dengan pendengar lain sambil menunduk. Kegiatan Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 11 ta’lim biasanya dilakukan setiap selesai shalat fardhu di mana mereka secara bergantian akan membaca kitab-kitab khusus yang menjadi pegangan mereka. Jika mereka bermalam di suatu masjid, mereka akan memberikan ta’lim kepada Jamaah shalat dengan menyampaikan hadits atau ayat al-Qur’ân. Saat makan mereka berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi talam dan mereka menggunakan tiga jari untuk menyuap nasi. Adab duduk tatakala makan adalah menduduki kaki kiri dan kaki kanan dalam posisi seperti jongkok. Mereka tidak pernah menyisakan apapun dalam piring mereka, meskipun itu sebutir nasi. Sebagian mereka hanya mempraktekkan cara makan ini tatkala di luar rumah, namun bila mereka berada di rumah mereka makan seperti umumnya orang lain makan, dengan lima jari atau menggunakan alat bantu makan, dan duduk bersila atau di atas kursi. Dalam perilaku sehari-hari membudayakan salam merupakan aktifitas yang selalu diutamakan oleh Jamaah Tabligh bukan saja terhadap sesama anggota tetapi juga terhadap sesama Muslim. Dalam berkomunikasi, Jamaah Tabligh selalu menghiasi tutur kata dengan kalimat-kalimat yang baik seperti Ma sya Allah, In sya Allah, subhanallah, Allahu Akbar, al-hamdu lillah. Mereka juga senantiasa bersikap tawadhu’, sopan dan menghargai pendapat orang lain. Dari segi penampilan, pengikut gerakan Jamaah Tabligh memiliki ciri khas yang mudah dikenali. Mereka biasanya memakai baju separas lutut yang sebenarnya merupakan pakaian khas masyarakat India yang dikenali dengan istilah Afghan cloths, bersorban, memakai celana di atas mata kaki. Mereka juga kerap menggunakan celak dan parfum bebas alkohol. Bagi para wanita pula mereka menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan dalam setiap aktivitas. Mereka senantiasa memakai sugi/siwak Ketika berjalan, golongan ini cenderung menundukkan kepala bagi menghindarkan pandangan mata yang membangkitkan syahwat. Karakteristik dakwah yang dimiliki oleh Jamaah Tabligh ini ternyata mampu menarik banyak orang untuk menyertai gerakan ini. Walaupun secara statistik sukar untuk memastikan jumlah anggota Jamaah Tabligh di Lombok, namun dapat dipastikan jumlah anggota gerakan ini senantiasa bertambah setiap tahun. Menurut salah satu responden, setiap malam Jumaat terdapat lebih dari orang yang ikut melakukan ijtima’ di masjid raya at-Taqwa Mataram. Jumlah ini cukup untuk menggambarkan betapa gerakan ini memiliki pengaruh yang cukup luas di kalangan masyarakat Muslim pulau Lombok. Secara umum metode dakwah yang diterapkan oleh Jamaah Tabligh dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Metode tabsyīr yaitu menyampaikan kabar gembira dalam bentuk keutamaan-keutamaan amal kebaikan. Dalam hal ini Jamaah Tabligh cenderung mengutip hadis-hadis yang membicarakan ganjaran pahala kebaikan dan surga. 2 Metode uswah/teladan yaitu dengan memberi contoh perilaku dan amalan Nabi baik dalam tutur kata, sikap dan perbuatan keseharian. 3 Metode Tasykīl yaitu Usaha untuk mengajak orang lain dengan memberikan pencerahan agar dapat meluangakan waktu di jalan Allah 4 Metode Jaulah door to door yaitu berkeliling menemui orang banyak dari rumah ke rumah agar taat kepada Allah. 5 Metode Ta’līm dan bayān yaitu majelis pencerahan untuk menjelaskan kelebihan-kelebihan amal dan tujuan menjalankan tabligh. C. Dampak Dakwah Jamaah Tabligh terhadap Pembangunan Masyakarat Muslim Melihat karakteristik dan metode dakwah yang dijalankan oleh Jamaah Tabligh, sukar untuk membayangkan kelompok dapat memainkan peranan yang lebih aktif dalam membangun masyarakat Muslim terutama dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Hal ini karena 1. Dasar pemikiran kelompok ini cenderung tertutup dan bersifat “tasauf amali” yang hanya tertumpu kepada iman dan fadhailul amal, sedangkan masyarakat Muslim Lombok belakangan ini cenderung bersifat terbuka terutama kaitannya dengan pemikiran-pemikiran keagamaaan. 2. Dari aspek politik, gerakan Jamaah Tabligh nampaknya juga sukar untuk memainkan peranan lebih jauh dalam membangun masyarakat Muslim karena gerakan ini sama sekali tidak memiliki ghirah politik bahkan cenderung menjaga jarak dengan dunia politik apalagi bicara tentang khilafah Islam. Sikap gerakan ini jauh berbeda dengan situasi perkembangan Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 12 politik di daerah-daerah termasuk pulau Lombok terutama setelah pemberlakuan otonomi daerah. 3. Begitu juga dari aspek ekonomi, doktrin-doktrin mengenai nilai-nilai ekonomi Islam di tengah-tengah serangan badai hedonisme, kapitalisme dan sosialisme tidak nampak sedikitpun dalam visi dakwah Jamaah Tabligh. Sementara pemerintah daerah pada hari ini sedang berupaya melakukan “Islamisasi” terhadap beberapa komponen ekonomi seperti keuangan dan pariwisata. 4. Dari aspek pelestarian adat pula, gerakan Jamaah Tabligh seakan-akan bersikap acuh tak acuh dengan adat budaya serta kearifan lokal yang ada pada masyarakat setempat. Misalnya dari segi berpakaian, kelompok ini lebih mengutamakan pakaian ala “Afghan clothes” di banding memakai batik apalagi pakaian adat. Sementara masyarakat Lombok adalah masyarakat “taat adat” yang senantiasa menjaga menjaga dan melindungi kelestarian adat. Namun demikian tidak bermakna bahwa gerakan ini tidak menancapkan pengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Justru dalam konteks masyarakat Lombok gerakan ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan spiritual tidak hanya di kalangan masyarakat kelas bawah tapi juga kelas menengah dan atas. Bahkan di kalangan elit masyarakat terutama pejabat tidak sedikit yang kebijakan-kebijakannya dipengaruhi oleh doktrin Jamaah Tabligh. Sebagai contoh H. L. Bakri seorang birokrat dan politisi yang pernah menjabat sebagai Plt. Bupati Kabupaten Lombok Utara pernah membuat suatu kebijakan khusus yang dinamakan Out Bond Spiritual OBS dengan mewajibkan para pejabat di lingkungan pemerintah daerah Kabubaten Lombok Utara untuk khuruj selama tiga hari ke masjid-masjid. Walaupun Jamaah Tabligh bersikap “anti” terhadap dunia politik namun gerakan ini telah mampu menanamkan doktrinnya kepada tokoh agama, pejabat dan politisi. Di samping itu, dari aspek ekonomi dan gaya hidup Jamaah Tabligh telah mampu merubah pola hidup yang hedonis menjadi religius. Dari beberapa pernyataan responden yang penulis temui mengakui bahwa setelah bergabung dengan Jamaah Tabligh mereka merasakan perubahan yang amat besar dalam kehidupan sehari-hari padahal hanya beberapa bulan mereka bergabung dalam jamaah ini namun mereka merasa memiliki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun dalam upaya melakukan Islamisasi terhadap sistem perekonomian nampaknya Jamaah Tabligh tidak memiliki upaya secara langsung ke arah itu. Berdasarkan analisa penulis, ada beberapa faktor mengapa dakwah ke arah Islamisasi ekonomi tidak dilakukan. Pertama, karena doktrin-doktrin yang menjadi landasan dakwah tidak sedikit pun menyentuh persoalan tersebut. Kedua, SDM di kalangan Jamaah Tabligh yang mengusai bidang ini sangat minim, karena berdasarkan strata pendidikan mayoritas masyarakat yang bergabung dengan gerakan ini berpendidikan SLTA ke bawah. Tetapi yang menarik adalah walaupun kelompok ini tidak mampu untuk memberi pengaruh terhadap Islamisasi ekonomi, ternyata mereka memilki ghirah yang kuat untuk mengetahui praktik-praktik ekonomi Islam serta berupaya untuk melepaskan diri dari praktik-praktik ekonomi yang bertentangan dengan Islam. Dari aspek sosial juga kehadiran Jamaah Tabligh setidaknya telah dapat mengurangi kejahatan di tengah-tengah masyarakat Lombok. Dari beberapa responden yang penulis temui terdapat beberapa di antaranya mengakui bahwa sebelum bergabung dengan Jamaah Tabligh mereka memiliki latar belakang kehidupan yang “gelap” ada di antara mereka yang pernah menjadi pencuri, perampok dan pecandu narkoba. Namun setelah bergabung dengan Jamaah Tabligh mereka merasakan perubahan yang amat besar dalam kehidupan mereka yang kini tidak lagi akrab dengan dunia gelap tapi justru menjadi pecinta ibadah. Di samping itu, gerakan Jamaah Tabligh juga telah mampu menghidupkan kembali suasana ibadah khususnya shalat berjamaah di beberapa masjid. Pengaruh ini sangat penting bagi masyarakat di pulau Lombok mengingat Lombok dikenal sebagai pulau seribu masjid. Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat beberapa masjid di pulau Lombok yang sebelumnya “tidak hidup” dengan aktivitas ibadah kini menjadi “hidup” setelah dipengaruhi oleh Jamaah Tabligh seperti, Masjid di dusun Gelogor, desa Lendang Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 13 Nangka, Lombok Timur, Perampuan Lombok Barat, Sekotong, Genggelang Lombok Utara, dusun Lekok Lombok Utara dan lain-lain. Secara umum, terdapat beberapa pencapaian yang telah dihasilkan oleh gerakan Jamaah Tabligh dalam membangun masyarakat Muslim di Lombok antaranya 1 Keberhasilan Jamaah Tabligh mempengaruhi golongan elit terutama di kalangan pejabat memberi dampak yang cukup besar terhadap upaya membangun sistem pemerintahan yang “Islami” seperti yang terjadi di Kabupaten Lombok Utara. 2 Hedonisme yang menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan terutama golongan kelas menengah Masyarakat semakin berkurang. 3 Masyarakat semakin gemar melakukan amal ibadah terutama dalam melaksanakan Shalat berjamaah. 4 Peningkatan jumlah Jamaah mesjid sehingga semakin hari masjid semakin hidup makmur yang dengan sendirinya berdampak pada peningkatan ukhuwah islamiyah dan silaturahmi. 5 Suasana keislaman di masyarakat mulai hidup di mana tingkat kenakalan remaja semakin berkurang. 6 Semangat menggali pengetahuan keislaman semakin tinggi Penulis juga menemukan beberapa kesan negatif dari pergerakan tabligh antaranya ialah 1. Doktrin gerakan ini terlalu fokus kepada ibadah individual dan tidak begitu peduli dengan ibadah-ibadah sosial. 2. Menurut gerakan ini Islam dimaknai terlalu sederhana seolah-olah Islam tidak bicara tentang ekonomi, politik dan kekuasaan. 3. Pengabaian terhadap kehidupan keluarga terutama isteri dan anak-anak yang ditinggalkan dakwah. Penulis telah menemukan beberapa kasus terkait pengabaian terhadap keluarga dengan menemui salah seorang isteri seorang anggota Jamaah Tabligh di Rembiga, Mataram yang menyampaikan keluh kesahnya karena dia dan anak-anaknya ditinggal oleh suami berdakwah tanpa memberikan nafkah selama berbulan-bulan. Bahkan si isteri tersebut mengancam untuk menggugat cerai suaminya. 4. Penulis menilai bahwa kasus seperti ini tidak terjadi secara kebetulan dan bukan kasus pengecualian yang harus diabaikan. Kasus meninggalkan anak isteri di rumah tanpa memberi nafkah memiliki justifikasi yang kuat bagi kalangan Jamaah Tabligh antaranya a Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya dan anaknya Nabi Ismail di tengah gurun dimana Allah-lah yang mencukupi rizkinya, b Isteri yang ditinggal dirumah oleh suami yang sedang berdakwah tidak seberapa penderitaannya dibanding ketika berada di alam kubur sendiri. c Kepergian suami berdakwah di jalan Allah jauh lebih besar manfaatnya daripada pergi meninggalkan rumah untuk melakukan maksiat. Justifikasi seperti inilah yang kadang membuat isteri harus rela ditinggal suaminya berbulan-bulan untuk berdakwah walaupun menjalani hidup tanpa nafkah. Respon Masyarakat Kehadiran Jamaah Tabligh yang mengembangkan doktrin berbeda dengan kelompok-kelompok mainstream di pulau Lombok tentu menimbulkan respon dan tanggapan yang beragam dari masyarakat. Secara umum penulis dapat membagi respon tersebut ke dalam tiga kategori 1. Menolak Kelompok yang menolak gerakan Jamaah Tabligh ini menilai bahwa Jamaah Tabligh meruakan pelaku bidaah karena menggunakan hadis-hadis dhaif dalam beramal. Bahkan gerakan ini juga dianggap sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Selain karena alasan di atas, Jamaah Tabligh juga di anggap sebagai kelompok yang sering menelantarkan keluarga terutama istri dan anak-anak di rumah. 2. Menerima dan bergabung. Kelompok yang tertarik dengan dakwah Jamaah Tabligh bahkan terlibat secara langsung dengan program-program yang diadakan oleh kelompok ini serta ikut serta dalam kegiatan dakwah. Mereka yang menerima aktif ini dapat dikategorikan dalam tiga latar belakang a Golongan yang memang sudah menjalankan ibadah Islam dengan baik namun kemudian merasakan kelezatan iman yang lebih tinggi saat mengikuti kegiatan dakwah Jamaah Tabligh. b Golongan yang masih labil pelaksanaan ajaran Islam yang kemudian termotivasi karena selama pergaulannya dengan anggota Jamaah Tabligh mengalami peningkatan keislaman dan keimanan. c Golongan yang sama sekali tidak Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 14 mengamalkan ibadah atau ajaran Islam dan bahkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam yang kemudian selama pergaulan dengan anggota Jamaah Tabligh mengalami pencerahan spiritual. 3. Menerima tapi tidak mau bergabung. Kelompok masyarakat yang merasa nyaman dengan kehadiran Jamaah Tabligh bahkan selalu hadir dalam setiap kegiatan yang diadakan namun tidak ikut serta dalam berdakwah. 4. Acuh tak acuh. Ini adalah golongan yang baginya ada atau tidak Jamaah Tabligh di daerahnya dia tidak ambil pusing, tidak menolak dan tidak menerima, dan tidak memberikan komentar dan respon apapun. V. Kesimpulan Demikianlah gambaran ringkas mengenai profil, doktrin dan pengaruh Jamaah Tabligh terhadap pembangunan masyakat Muslim di pulau Lombok. Menurut pandangan penulis, Jamaah Tabligh merupakan gerakan yang sejalan dengan doktrin ahlus Sunnah Wal-Jamaah hanya saja ajarannya tidak menyeluruh dan tidak komperhensip. Ini karena gerakan ini tidak memberi penekenan terhadap persoalan politik, ekonomi dan sosial. Bahkan ketika persoalan ini ditanyakan kepada responden mereka menjawab dengan jawaban yang hampir sama yaitu Rasulullah s. a. w. tidak pernah berpolitik dan tidak terlibat dengan pemilu atau pilkada. Begitu tentang persoalan mengenai sistem ekonomi, perundang-undangan dan tata negara mereka menjawab bahwa ketika seseorang sudah memiliki iman dan amal yang kuat maka dengan sendirinya segala bentuk perintah dan larangan Allah akan ditaati oleh mereka yang benar-benar yakin dengan Allah dan hari Kiamat. Namun demikian, dari aspek amalan dan akhlak, Jamaah Tabligh memiliki militansi yang amat tinggi terutama dalam menjalankan ibadah shalat berjamaah. Demikian pula dengan akhlak ketika berdakwah, mereka tidak mengenal kata bosan, bahkan mereka sanggup membalas cacian dari orang-orang yang tidak suka dengan kehadiran mereka dengan senyuman dan penuh kerelaan. Inilah yang menjadi daya pemikat kelompok ini sehingga tidak sedikit dari masyarakat berbagai kalangan yang ikut bergabung. Pengaruh yang ditanamkan oleh gerakan ini terhadap masyarakat Muslim di pulau Lombok tidak lah kecil terutama dalam membangun moral dan spiritual. Beberapa masjid yang pada awalnya sunyi kini menjadi hidup, individu yang pada awalnya hidup dalam dunia gelap kini telah kembali menemukan jati dirinya. Inilah contoh-contoh pencapaian yang dihasilkan oleh gerakan Jamaah Tabligh dalam membangun moral dan spritual masyarakat. Tetapi walaupun usaha ke arah pemantapan iman dan amal yang dilakukan oleh kelompok ini memiliki kekuatan tersendiri untuk mendorong kekuatan akidah. Namun, dalam konteks hari ini penulis menganggap kelompok ini perlu menganalisa kembali doktrin-doktrin yang dianut agar dapat memberikan kontribusi yang lebih luas lagi dalam skop dan perspektif masa kini. Oleh karena itu penulis menyarankan agar Jamaah Tabligh sebaiknya tidak hanya fokus kepada kajian-kajian hadis dan al-Qur’an secara literal saja, tapi hendaklah diperluas lagi skop dan cakupannya dengan mengkaji sumber-sumber sekunder lainnya yang dihasilkan oleh para ulama yang memahami tentang kandungan al-Qur’an dan Sunnah. Misalnya kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadis, atau kitab-kitab yang mengusung tema-tema kontemporer yang sejalan dengan pemikiran Islam. Sumber-sumber seperti ini harus lah disebar di tengah masyarakat dengan mengusung tema-tema yang dapat memberi kontribusi ke arah pemantapan akidah dalam segala aspek. Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 15 DAFTAR PUSTAKA Al- Qur’an dan Terjemah. Abu Syadi. Syeikh Ayman. Nadzarah ilmiyyah di ahlit tabligh wad da’wah, Maktabah al-Majallat al-Arabiy Cairo. Aziz, Muhammad Ali. 2009. Ilmu Dakwah. JakartaKencana. Azra, Azyumardi [ Ensiklopedi Islam Jilid 1, Jakarta ichtiar Baru Van Hoeve, 1996. Anshari, Furqan Ahmad. 2000. Pedoman Bertabligh Bagi Ummat Islam. Yogyakarta Ash-Shaff. Benda harry J. et al Penyt.. 1974. Islam di Indonesia Sepintas Lalu Tentang Beberapa Segi. Jakarta Tintamas Indonesia. Darussalam dkk. 2011. Dakwah Jemaah Tabligh, Salatiga, STAIN Salatiga, 2011. Esposito John L. Islam dan Pembangunan terj. Sahat Simamora. 1992. Cetakan ke-2. Jakarta PT. Rineka Cipta. Haekal, Muammad Husain. 1982. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta Tintamas. Hakim, Abdul, 2003. Sudahkah Anda Mengenali Jama’ah Tabligh?, Jakarta Darul Qolam. Jurjis. 2001. Perilaku Berdakwah Jamaah Tabligh. Proposal. Makassar Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Krishnamurthi, Y. Bayu. 1994. Metode Penulisan Sosial Ekonomi. Jakarta Dirgutiswa Dirjen Pendidikan Tinggi. Leeman. Albert. 1989. Internal and external factor of socio-cultural and socio-economic dynamic in Lombok, Zurich Universitat Zurich. Manshur, Maulana Muhammad. 2000. Masturah Usaha Dakwah di Kalangan Wanita. Bandung Pustaka Ramadhan. Mahbub ul Haq .1995. Reflection of Human developement. New York. Oxford of University Press. Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi. 2006. Himpunan Fadhailul A’mal, terj. Abdurrahman Ahmad, Yogyakarta As-Shaf. Maulana Sayid Muhammad Syahid, 2003, Menjawab kritikan atas kitab Fadhailul A’mal, Bandung Pustaka Dai. Maulana Wahiduddin Khan, Tabligh Movement, New Delhi The Islamic Center, 1997 Moleong, Lexy J. 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung PT Remaja Rosdakarya. Mulkhan, Abdul Munir. 2000. Neosufisme dan Pudarnya Fundamentalisme di Pedesaan. Yogyakarta UII Press. Mani’ bin Hammad al-Jahni, Al Mausuah al Muyassarah fil Adyan wal Madzahib wal Ahzab al Muashirah, Riyadl Darun Nadwah al Alamiyah, 1418 H Rusdi Muhtar. Teknik Penulisan Ilmiah Bidang IPS Modul Diklat Fungsional Penulis Tingkat Pertama. Cibinong Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Penulis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. 2007 Syeikh Mulana Muhammad Yusuf al-kandahlawi yang disusun kembali oleh Maulana Muhammad Saad al-Kandahlawi, 2006. Muntakhab Ahadits Dalil-dalil pilihan enam sifat utama, Yogyakarta As-Shaf. Al-I’lam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 1, No 2, March 2018, pp. 01-16 e-ISSN 2615-1243 16 Sayyid Abul Hasan Ali Nadwi, Riwayat Hidup dan Usaha Dakwah Maulana Muhammad Ilyas Asshaf, 1999, Suprayitno, Aktivitas Jamaah Tablgih Di Medan Dalam Transformasi Nilai-Nilai Agama Islam Pusat Penulisan IAIN Sumatera Utara Medan 25 Juni 2007. Suparta, Munzir, dan Hajani Hefni, ed. Metode Dakwah. Jakarta Kencana 2006. Yunus, Mahmud dan Muhammad Qasim Bakry. 1930. Al-Qāmūs al-Zahabiy. Mesir Al Mathba’ah Al-Rahmaniyah. ... In the village of Nizamuddin, India, the Tablighi Jamaat has a mosque as a tabligh center surrounded by four guardian graves. From there, the Da'wah of the Tablighi Jamaat spread to Pakistan, Bangladesh, and East Asian countries worldwide Abdillah, 2018. In Indonesia, the entry of the Tablighi Jamaat consists of several versions. ...... From the cultural aspect, cultural rituals shown through practice and clothing illustrate that the Lombok people, besides being religious, are also very obedient to customs and culture. The obedience of the Lombok people in this culture can be seen in various aspects, including religion Abdillah, 2018. ...Irpan IrpanThe purpose of the study was to determine the driving factors for the acceptance process of the Lombok Muslim community towards the da'wah of the Tablighi Jamaat. This is based on the reality of da'wah, which shows a movement against the activism of transnational da'wah movements. The research was conducted through a qualitative approach—data collection techniques through participant observation, unstructured interviews, and documentation. Data analysis follows the stages of the Miles, Huberman, and Saldana interactive model. The study's results stated that the acceptance of the Lombok Muslim community towards the Tablighi Jamaat was due to the good social interaction between the Tablighi Jamaat community and the Lombok Muslim community. Including strengthening teachings, namely the importance of reviving the sunnah of the prophet, conveying greetings, the essence of brotherhood, the urgency of praying in congregation, and turning on the knowledge assembly. The da'wah approach is carried out through distance or friendship and the attitude of glorifying others Ikram. The communication used is empathic and persuasive. The implication of the research shows that all levels of society can reasonably respond to da'wah politely and with a noble purpose. In addition, at a particular stage, the mindset and behavior of the community can be formed in carrying out Amar makruf nahi munkar.... Pada tahun 1954 Jamaah Tabligh sudah mengalami kemajuan, dan pada tahun 1970 sudah menyebar diberbagai wilayah Indonesia sampai sekarang. Penyebaran jamaah tabligh di Indoneisa pada awalnya hanya berbentuk satu syura, kemudian seiring waktu berpecah dalam dua kubu 1 Kubu Cecep Firdaus bermarkas di Kebun Jeruk; 2 kubu Muslihuddin Jafar yang bertempat di Madjis al-Muttaqin Ancol Abdillah, 2018. ...Mawardi MawardiHadis merupakan ucapan, perbuatan, ketetapan, dan sifat Rasulullah Saw. Dalam Islam, hadis mempunyai peran penting sebagai norma dalam membentuk hokum. Social, dan budaya. Oleh karena posisinya yang sangat menentukan setelah AlQuran, semua umat Islam berupaya menjadikan hadis sebagai legalitas tindakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menjadikan hadis sebagai legalitas ideology keagamaan. Kajian ini focus pada hadis dikalangan jamaah tabligh dengan menelaah dari proses pembentukan hokum hingga legaltas ideologis. Persoalan penting dalam kajian ini, bagaimana jamaah tabligh memahami hadis untuk diterapkan dalam kehidupannya? Dan bagaimana penginternalisasi hadis dalam menegosiasikan social jamaah dengan norma-norma yang dijelaskan dalam hadis? Dari kajian ini didapakan bahwa jamaah tabligh menjadikan hadis sebagai Sunnah yang hidup dalam keseharian. Penggunaan pakaian gamis merupakan bentuk nyata dari upaya menghidupkan Sunnah. Dalam hal ini, telihat bahwa proses penginterasian terlihat kreativitas jamaah terhadap model pakaian yang digunakan... "Sacrifice" As Form of DakwahHarifuddin Halim 1 , Ahmad Usman 2 , Asmirah 3 , Muhammad Masdar 4 56 There are many studies on Jamaah Tabligh groups in various perspectives, such as research by Kurniati and Harifuddin on Jamaah Tabligh Da'wah Communication Abidin & Halim, 2019. Abdillah's research Abdillah, 2018 about the influence of the preaching of the tabligh congregation in development in Lombok, research by Ikbar, et al on the social cohesiveness of the Tabligh Jamaah group in Malang City Ikbar et al., 2019. However, research on the application of the concept of sacrifice in this group has not been done and it is interesting to explore and study. ...Harifuddin HalimAhmad UsmanAsmirah AsmirahMuhammad MasdarThis study aims to reveal the forms of sacrifice as a model of preaching carried out by members of the Tabligh group. They do this as a manifestation of their belief in the Islamic religion that they profess. This study used a quantitative method with a survey approach to the Tablighi group. This approach is appropriate in expressing one focus of study, namely sacrifice as a model for group da'wah. The data was collected using a questionnaire to 25 members of the Tabligh group related to the 'sacrifice' da'wah model they carried out. The results showed the form of sacrifice as a model of da'wah in their beliefs in the form of sacrifice of time, sacrifice of work, sacrifice of family, sacrifice of wealth, sacrifice of self, and sacrifice of feelings. They think all of these things are material that must be sacrificed to get a reward from Allah SWT.... Research on the elements of value education in the Tablighi Jamaat group as the substance of its mission Halim, 2011. Research on the influence of the Da'wah of the Tablighi Jamaat on the development of the Muslim community which reveals the success of its da'wah in changing the behavior of thugs into morals Abdillah, 2018. Based on these studies, it can be explained that the Tablighi Jamaat group has a good impact on Muslims, especially in improving behavior to become more moral. ... Harifuddin HarifuddinRasyidah ZainuddinMuhammad MasdarThis study aims to describe student perceptions regarding the model of the Tablighi Jamaat. To achieve this, this study uses a quantitative descriptive method with a survey approach. The population of this study was 500 students of the Faculty of Social and Political Sciences, Bosowa University, and the sample was determined to be 60 using quota sampling technique. The data collection technique used a research instrument with a Likert Scale technique. The data analysis technique used is frequency tabulation with percentage technique. The results showed as follows 1 The perception of FISIP students at the University of Bosowa towards the Da'wah model of the Tablighi Jamaat group was categorized as 'bad/low'. 2 The effectiveness of the da'wah model was classified as poor/low. The conclusion of this study is that the da'wah model of this group is bad, so it is suggested that this group should change their da'wah model and adapt to the current socio-cultural KarimThis paper aims to find out the practice of khuruj fi sabilillah as a Sufism movement run by Jamaah Tabligh and to know the style of the khuruj fi sabilillah movement from the perspective of the Islamic renewal movement in the city of Palembang. This research is field research with primary data sources from observation, interviews, and documentation. Meanwhile, in data analysis techniques, the authors use the method proposed by Miles and Huberman. This study found that the tablighi congregation presented a new typology in the Islamic renewal movement moderate radicalism with a Sufistic nuance. This study also found new facts, namely three periods of movement; the introduction period 1965-1985, consolidation period 1985-1992, and expansion period 1992-present. The teachings of Sufism carried out by Jama'ah Tabligh are believing in and realizing the essence of the sentence of thayyibah, khusyu' and khudu' prayers, knowledge, and remembrance, glorifying Muslims, improving intentions, and da'wah ilallah. This research is expected to make an academic contribution to the treasures of Islamic science, especially in the field of Sufism. It is expected to be able to enlighten the public about the Sufism movement or khuruj fi sabilillah, which the Tablighi Jamaat runs. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui praktik khuruj fi sabilillah sebagai gerakan sufisme yang dijalankan oleh Jamaah Tabligh serta mengetahui corak gerakan khuruj fi sabilillah perspektif gerakan pembaharuan Islam di kota Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan sumber data primer yang dihasilkan dari proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam teknik analisis data, penulis meggunakan metode yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Penelitian ini menemukan bahwa jama’ah tabligh menampilkan tipologi baru dalam gerakan pembaharuan Islam, yaitu radikalisme-moderat yang bernuansa sufistik. Penelitian ini juga menemukan fakta baru, yaitu tiga periodisasi gerakan; periode perkenalan 1965-1985, periode konsolidasi 1985-1992, dan periode ekspansi 1992-sampai sekarang. Adapun ajaran tasawuf yang dijalankan oleh Jama’ah tabligh ialah meyakini dan mewujudkan hakikat kalimat thayyibah, salat khusyu’ dan khudu’, ilmu dan zikir, memuliakan umat muslim, memberbaiki niat, dan dakwah ilallah. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi akademis bagi khazanah ilmu keislaman khususnya di bidang ilmu tasawuf serta diharapkan mampu memberi pencerahan kepada masyarakat tentang gerakan sufisme atau khuruj fi sabilillah yang dijalankan oleh Jamaah Wahiduddin KhanMaulana Wahiduddin Khan, Tabligh Movement, New Delhi The Islamic Center, 1997Muhammad AzizAliAziz, Muhammad Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta DkkDarussalam dkk. 2011. Dakwah Jemaah Tabligh, Salatiga, STAIN Salatiga, dan Pembangunan terj. Sahat Simamora. 1992. Cetakan ke-2L Esposito JohnEsposito John L. Islam dan Pembangunan terj. Sahat Simamora. 1992. Cetakan ke-2. Jakarta PT. Rineka Anda Mengenali Jama'ah Tabligh?Abdul HakimHakim, Abdul, 2003. Sudahkah Anda Mengenali Jama'ah Tabligh?, Jakarta Darul Penulisan Sosial Ekonomi. Jakarta Dirgutiswa Dirjen Pendidikan TinggiY KrishnamurthiBayuKrishnamurthi, Y. Bayu. 1994. Metode Penulisan Sosial Ekonomi. Jakarta Dirgutiswa Dirjen Pendidikan and external factor of socio-cultural and socio-economic dynamic in LombokLeemanAlbertLeeman. Albert. 1989. Internal and external factor of socio-cultural and socio-economic dynamic in Lombok, Zurich Universitat Usaha Dakwah di Kalangan WanitaMaulana ManshurMuhammadManshur, Maulana Muhammad. 2000. Masturah Usaha Dakwah di Kalangan Wanita. Bandung Pustaka of Human developementHaq Mahbub UlMahbub ul Reflection of Human developement. New York. Oxford of University Penelitian KualitatifLexy J MoleongMoleong, Lexy J. 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Question What is the ruling on the 40 days and 4 months to the different parts of the world to call Muslim brothers towards the duties of Islam? Summary of answer Jama’at al-Tabligh is one of the groups that are working for Islam. Their efforts in calling people to Allah cannot be denied. But like many other groups they make some mistakes, and some points should be noted concerning them. For more, see the detailed answer. Answer What is Jama'at al-Tabligh? Mistakes of Jama'at al-Tabligh Fatwas on Jama'at al-Tabligh Praise be to is Jama'at al-Tabligh? “Jama’at al-Tabligh ” is one of the groups that are working for Islam. Their efforts in calling people to Allah da’wah cannot be denied. But like many other groups they make some mistakes, and some points should be noted concerning them. Mistakes of Jama'at al-Tabligh These points may be summed up as follows, noting that these mistakes may vary within this group, depending on the environment and society in which they find themselves. In societies in which knowledge and scholars are prevalent and the madhhab of Ahl al-Sunnah wa’l-Jama’ah is widespread, the mistakes are much less; in other societies these mistakes may be greater. Some of their mistakes are 1 – Not adopting the aqidah of Ahl al-Sunnah wa'l-Jama'ah. This is clearly seen from the variations in the aqidah of some of their members and even of some of their leaders. 2 – Their not paying attention to shar’i knowledge. 3 – Their misinterpretation of some Quranic verses in a manner that was not intended by Allah. For example they interpret the verses on jihad as referring to “going out for da’wah”. The verses which mentioned the word khuruj going out etc. are interpreted by them as meaning going out for da’wah. 4 – They make their system of going out for da’wah an act of worship. So they started to misquote the Quran to support their system which specifies certain numbers of days and months. This system, which they think is based on evidence from Quran, is widespread among them in all countries and environments. 5 – They do some things that go against shari’ah, such as appointing one of them to make du'a for them whilst the group goes out for da’wah, and they think that their success or failure depends on whether or not this man was sincere and his du'a accepted. 6 – Da’if weak and mawdu’ fabricated ahadeeth are widespread among them, and this is not befitting for those who aim to call people to Allah. 7 – They do not speak of munkarat evil things, thinking that enjoining what is good is sufficient. Hence we find that they do not speak about evils that are widespread among the people, even though the slogan of this ummah – which they continually repeat – is “Let there arise out of you a group of people inviting to all that is good Islam, enjoining Al-Maruf Islamic Monotheism and all that Islam orders one to do and forbidding Al-Munkar polytheism and disbelief and all that Islam has forbidden. And it is they who are the successful” [Aal Imran 3104 – interpretation of the meaning] The successful are those who enjoin what is good and forbid what is evil, not just those who do only one of the two. 8 – Some of them fall into self-admiration and arrogance, which leads them to look down on others, and even to look down on the scholars and describe them as inactive and sleeping, or to show off. So you find them talking about how they went out and travelled, and they saw such and such, which leads to unfavourable results, as we have mentioned. 9 – They regard going out for da’wah as better than many acts of worship such as jihad and seeking knowledge, even though those things are obligatory duties, or may be obligatory for some people but not others. 10 – Some of them audaciously issue fatwas, and discuss tafsir and hadith. That is because they allow each one of them to address the people and explain to them. This leads to them speaking audaciously on matters of shari’ah. So they inevitably speak of the meaning of a ruling, hadith or verse when they have not read anything about it, or listened to any of the scholars. And some of them are new Muslims or have only recently come back to Islam. 11- Some of them are negligent with regard to the rights of their children and wives. We have discussed the seriousness of this matter in the answer to question no. 3043 . Hence the scholars do not allow people to go out with them, except for those who want to help them and correct the mistakes that they have fallen into. We should not keep the people away from them altogether, rather we must try to correct their mistakes and advise them so that their efforts will continue and they will be correct according to the Quran and Sunnah. Fatwas on Jama'at al-Tabligh There follow the fatwas of some of the scholars concerning Jama'at al-Tabligh 1 – Shaykh Abd al-Aziz ibn Baz said “Jama'at al-Tabligh do not have proper understanding of the issues of aqidah, so it is not permissible to go out with them, except for one who has knowledge and understanding of the correct aqidah of Ahl al-Sunnah wa'l-Jama'ah , so that he can guide them and advise them, and cooperate with them in doing good, because they are very active, but they need more knowledge and someone who can guide them of those who have knowledge of Tawheed and the Sunnah. May Allah bless us all with proper understanding of Islam and make us steadfast in adhering to it.” *Majmu’ Fatawa al-Shaykh Ibn Baz, 8/331 2 – Shaykh Salih al-Fawzan said “Going out for the sake of Allah does not refer to the kind of going out that they mean nowadays. Going out for the sake of Allah means going out to fight. What they call going out nowadays is a bid’ah innovation that was not narrated from the salaf. Going out to call people to Allah cannot be limited to a certain number of days, rather one should call people to Allah according to one's abilities, without limiting that to a group or to forty days or more or less than that. Similarly the da’iyah must have knowledge. It is not permissible for a person to call people to Allah when he is ignorant. Allah says interpretation of the meaning “Say O Muhammad This is my way; I invite unto Allah to the Oneness of Allah — Islamic Monotheism with sure knowledge” [Yusuf 12108], with knowledge, because the caller must know that to which he calls people, what is obligatory, mustahabb, haram and makruh. He has to know what shirk, sin, kufr, immorality and disobedience are; he has to know the degrees of denouncing evil and how to do it. The kind of going out that distracts people from seeking knowledge is wrong, because seeking knowledge is an obligation, and it can only be achieved by learning, not by inspiration. This is one of the misguided Sufi myths, because action without knowledge is misguidance, and hoping to acquire knowledge without learning is an illusion.” Thalath Muhadarat fi’l-Ilm wa’l-Da’wah And Allah knows best.
0% found this document useful 0 votes185 views13 pagesDescriptionjemaah tablighOriginal Titlejemaah tablighCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsTXT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes185 views13 pagesJemaah TablighOriginal Titlejemaah tablighJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
O Conceito da Bíblia Deve-se orar à Virgem Maria? MARIA é uma figura conhecida pela maioria dos que sabem um pouco sobre o cristianismo. As Escrituras relatam que o Deus Todo-Poderoso abençoou de forma especial esta jovem por escolhê-la para ser a mãe de Jesus. O nascimento de Jesus foi único pelo fato de Maria ser virgem quando o concebeu. Algumas igrejas da cristandade há muito tempo veneram Maria de forma especial. Em 431 EC, o Concílio de Éfeso proclamou-a “Mãe de Deus”, e hoje em dia muitas pessoas são ensinadas a orar a ela. * Os que são adoradores sinceros sabem que devem orar à pessoa certa. O que a Bíblia ensina nesse respeito? Devem os cristãos orar à Virgem Maria? “Ensina-nos a orar” O Evangelho de Lucas relata que um dos discípulos de Jesus pediu-lhe “Senhor, ensina-nos a orar.” Em resposta, Jesus começou por dizer “Sempre que orardes, dizei Pai, santificado seja o teu nome.’” Também, no Sermão do Monte, Jesus instruiu os seus seguidores a orar “Nosso Pai nos céus, santificado seja o teu nome.” — Lucas 111, 2; Mateus 69. Em primeiro lugar, aprendemos que a oração ou outra forma de adoração deve ser dirigida ao Pai de Jesus, que é Jeová. Em lugar nenhum a Bíblia nos autoriza a orar a qualquer outra pessoa. Isto é apropriado porque, como Moisés foi informado ao receber os Dez Mandamentos, Jeová é “um Deus que exige devoção exclusiva.” — Êxodo 205. Que dizer do rosário? Muitos dos que oram a Maria aprendem que é possível obter bênçãos através da repetição de um conjunto de palavras — orações tais como Ave Maria, Pai Nosso e outras. Para os católicos, “a forma mais comum de devoção a Maria é, sem dúvida, o rosário”, diz o livro Symbols of Catholicism Símbolos do Catolicismo. O rosário é um ato religioso em honra à Virgem Maria. O termo se refere também a um fio de contas usado para a contagem das orações. “Cinco conjuntos de dez contas, separadas por uma conta individual”, explica o mesmo livro, “são um convite para cinqüenta recitações da Ave Maria’, cinco do Pai Nosso’ e cinco de Glória ao Pai’”. Será que Deus escuta com favor à recitação devota do rosário? Vale ressaltar que as instruções que Jesus forneceu aos seus discípulos nos dão uma resposta confiável. Ele disse “Ao orares, não digas as mesmas coisas vez após vez, assim como fazem os das nações, pois imaginam que serão ouvidos por usarem de muitas palavras.” Mateus 67 Portanto, Jesus disse especificamente aos seus discípulos que evitassem repetir conjuntos pré-estabelecidos de palavras nas suas orações. No entanto alguém talvez pergunte Mas Jesus não ensinou que os seus discípulos deviam repetir o Pai Nosso, que faz parte do rosário?’ É preciso notar que Jesus forneceu uma oração-modelo, que veio a ser conhecida como a oração do Pai Nosso. No entanto, devemos lembrar que ele fez isso imediatamente após dar o aviso acima para não dizer “as mesmas coisas vez após vez”. As diferenças das expressões que Jesus usou nos dois exemplos em que ensinou como orar são uma evidência de que ele não desejava que a oração-modelo fosse memorizada e repetida.Mateus 69-15; Lucas 112-4 As idéias que Jesus expressou nessas ocasiões são iguais, mas as suas palavras não são as mesmas. Isto leva-nos à conclusão de que Jesus simplesmente forneceu modelos ou exemplos de como seus discípulos podem orar e sobre o que é adequado orar. Mais importante ainda é que as suas palavras indicam a quem as orações devem ser dirigidas. Respeito por Maria O fato de as Escrituras não ensinarem os cristãos a orar a Maria não mostra falta de respeito pelo papel que ela desempenhou na realização do propósito de Deus. As bênçãos que virão através do Filho dela beneficiarão eternamente toda a humanidade obediente. A própria Maria disse “Todas as gerações me proclamarão feliz.” E Elisabete, prima de Maria, disse que ela era “abençoada . . . entre as mulheres”. De fato, para Maria foi um privilégio maravilhoso ter sido escolhida para dar à luz o Messias. — Lucas 142, 48, 49. No entanto, Maria não é a única mulher a quem as Escrituras chamam de abençoada. Por causa dos atos que Jael realizou em prol da antiga nação de Israel, ela também foi considerada como tendo sido “abençoada entre as mulheres”. Juízes 524 A fiel Jael, Maria e muitas outras mulheres tementes a Deus, mencionadas na Bíblia, certamente merecem ser imitadas, mas não veneradas. Maria era uma seguidora fiel de Jesus. Ela estava presente em várias ocasiões durante o seu ministério terrestre e também quando ele morreu. Após a ressurreição de Jesus, ela e os irmãos de Jesus “persistiam em oração”. Isto dá-nos razões para acreditar que, assim como eles, ela também foi ungida com espírito santo em Pentecostes de 33 EC e assim também tinha a esperança de fazer parte da classe da noiva que reinará no céu com Cristo. — Mateus 1928; Atos 114; 21-4; Revelação Apocalipse 212, 9. Porém, isto não nos dá autoridade para orar a Maria. Orações sinceras são uma parte essencial da adoração e os cristãos são incentivados a persistir em oração’. Romanos 1212 No entanto, toda essa devoção deve ser dirigida apenas a Jeová, por meio de Jesus Cristo. — Mateus 410; 1 Timóteo 25. [Notas de rodapé] ^ parágrafo 3 A idéia de que Maria é a mãe de Deus baseia-se na doutrina antibíblica da Trindade, que afirma que Jesus é Deus.
doa musyawarah jama ah tabligh